Dalam melanjutkan pembelajaran Robotic pada pekan lalu, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Antar Bangsa menggelar kembali Workshop Robotic di Aula Lt 3 gedung STMIK Antar Bangsa Tangerang pada Sabtu, (21/8).
Acara yang berlangsung secara luring ini dilaksanakan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Pembelajaran ini dimaksudkan untuk melanjutkan pembahasan pada workshop kedua yang telah berlangsung satu pekan yang lalu.
Workshop yang digelar pada hari sabtu kemarin diisi oleh narasumber yang sama yakni Mr. Abdallah W. Almiutairi, B.Sc., M.Eng yang juga sebagai Peneliti Robotic dan Artificial Intelligence dari Philadelphia University Jordan. Beliau yang hadir seorang diri ini disambut hangat oleh Civitas STMIK Antar Bangsa. Hadir pula Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan, ustadz Annur Fajri, Ph.D.
Selain sebagai Peneliti Robotik, beliau yang juga sebagai Director dan Co-Founder dari SWU Group Indonesia ini membuat tiga group mahasiswa untuk mempelajari lebih fokus bagaimana cara kerja dari digital output itu sendiri yang diimplementasikan secara langsung melalui Force Sensor atau sensor pengatur suara. Selain itu, beliau yang dibantu oleh salah satu translator dari mahasiswi STMIK Antar Bangsa, Ista Rahma Nissa menjelaskan bagaimana Force Sensor bisa digunakan untuk mengatur tingkat rendahnya cahaya pada lampu LED.
“Hari ini kita belajar perintah baru yaitu analog read dan analog write. Analog read kita gunakan untuk membaca nilai sensor itu. Jadi setelah kita baca sensor, kita buat lagi program untuk inputnya itu seperti apa. Jadi kita bakalan buat kecerahan LED itu seberapa, dan disesuaikan dengan sensor yang dibacanya,” ucap Abdallah.
Lebih lanjut, alumni dari Swiss Germany University ini menerangkan bahwa sebelum membuat sebuah program, kita perlu mengenalkan sensor pada Arduino Uno yang berfungsi sebagai Microcontroller.
“Seperti biasa, sebelum kita mulai, kita perlu mengenalkan sensor kita dengan arduino terlebih dahulu,” lanjut Abdallah dalam keterangannya.
Sebelum acara berakhir, beliau mengungkapkan bahwa pertemuan hari ini bukan pertemuan yang terakhir. Namun akan ada pertemuan secara intensif setiap minggunya untuk melatih mahasiswa dalam mempelajari dunia robotic. Dan beliau juga menjelaskan urgensi dari Workshop Robotic yang telah berlangsung selama tiga pekan ini bahwa hal yang paling penting dari pertemuan ini adalah kerja sama tim dan berani untuk berkembang.
“Hal yang paling penting dari workshop kita, bukan kalian bisa bikin robot, tapi yang paling penting itu kerja sama tim dan berani untuk maju. Jadi silahkan ketua timnya memfollow up setiap timnya,” tutup ia.
Program pelatihan robotic sendiri merupakan sebuah fasilitas bagi mahasiswa STMIK Antar Bangsa untuk dapat mengembangkan potensi dan kemampuannya di bidang robotic. Selain itu, program ini diadakan untuk menjembatani mahasiswa dengan dunia industri dalam memanfaatkan tren teknologi RPA (Robotic Process Automation) sebagai teknologi terkini.
Acara yang berlangsung hingga siang hari ini sangat disambut antusias oleh setiap peserta. Seperti halnya yang disampaikan oleh Ricky Romansyah sebagai salah satu peserta yang juga Ketua Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi (Himsi). Ricky menerangkan bahwa program ini menjadi salah satu jalan keluar bagi mahasiswa untuk mempelajari robotic selama masa pandemi. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa fasilitas yang ada di STMIK Antar Bangsa sangat mendukung mahasiswa dalam menunjang pembelajaran.
“Kelas ini menambahkan wawasan kita dan soft skill kita tentang bagaimana membuat sebuah robot di saat pandemi seperti ini. Dan kemudian alat-alat di STMIK Antar Bangsa ini khususnya alat-alat dalam membuat sebuah robot terpenuhi atau disediakan oleh kampus. Jadi lebih mendukung mahasiswa untuk bisa membuat robot dengan mudah,” ujar Ricky ketika dimintai keterangannya.