Komisi Pemilihan Umum Kampus (KPU-K) adakan Debat Terbuka bagi Calon Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa yang berlangsung di Aula Lt.3 Gedung STMIK Antar Bangsa Tangerang secara luring dan ditayangkan secara online melalui platform Instagram pada Sabtu, (30/10).
Acara yang digelar hingga siang hari itu dihadiri oleh Ketua STMIK Antar Bangsa, Ustadz Tarmizi Ashidiq, S.E., M.Ag., Wakil Ketua I Bidang Akademik, Ibu Kusuma Hati, M.M., M.Kom., Wakil Ketua II Bidang Keuangan dan SDI, Ibu Hj. Nur Diana Dewi, M.E., Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan, Ustadz Annur Fajri, Ph.D., Ketua Program Studi Teknik Informatika, Bapak Muchlis, M.Kom., Ketua Program Studi Sistem Informasi, Ibu Firdha Aprilyani, M.Kom., dan Kepala Biro Teknologi Informasi (BTI), Bapak Subhiyanto, M.Kom., serta hadir pula para mahasiswa baik dari dalam atau luar negeri, seperti dari New Zealand.
Pelaksanaan Debat Kandidat Presma dan Wapresma di lingkungan STMIK Antar Bangsa merupakan salahsatu wadah bagi mahasiswa dalam memberikan gagasan, ide, dan narasi yang segar bagi kemajuan bersama. Dalam hal ini, Ketua STMIK Antar Bangsa sangat menyambut baik agenda tahunan itu. Dalam sambutannya ia menyampaikan bahwa dunia perkuliahan menjadi tempat yang dapat mendukung mahasiswa dalam belajar dan mengembangkan ide organisasi.
“Buat mahasiswa-mahasiswi STMIK Antar Bangsa jadikan BEM ini sebagai tempat untuk Anda belajar berorganisasi. Belajar mengambil keputusan, belajar menyatukan pendapat yang berbeda, dan pemimpin itu harus tetap belajar,” ungkap ustadz Tarmizi.
Di tahun 2021 ini terdapat 2 kandidat Calon Presma dan Calon Wapresma, yakni Fadli Idris – Dessy Safitri sebagai paslon 1, dan Anjasmara – Waliyah sebagai paslon nomor urut 2.
Badan Eksekutif Mahasiswa atau biasa dikenal dengan istilah BEM itu merupakan organisasi di lingkup perguruan tinggi yang memiliki peran strategis dan mengorganisir kehidupan organisasi mahasiswa. Karena yang akan memimpin nantinya akan menjadi tolak ukur maju atau tidaknya kegiatan mahasiswa. Sehingga proses Pemilihan Umum Raya (Pemira) harus berjalan dengan jujur, dan adil dari serangkaian kegiatan pencalonan tersebut untuk mewujudkan demokrasi yang baik.
Dalam sambutannya, Ketua KPU-K, Farhan Ramadhan mengungkapkan bahwa pelaksanaan debat ini menjadi tolak ukur mahasiswa dalam menggunakan hak pilihnya saat di pemilu. Lebih lanjutnya ia menerangkan bahwa para mahasiswa yang mencalonkan diri akan menjadi harapan, dan mimpi dalam membawa BEM lebih baik lagi.
“Moment ini menjadi sejarah, harapan, dan mimpi bagi kita semua dalam membawa BEM Antar Bangsa lebih baik lagi. Harapannya bagi teman-teman mahasiswa agar dapat memanfaatkan pemilu nanti untuk mewujudkan harapan itu,” kata Farhan.
Debat dibagi menjadi 3 sesi. Sesi pertama membahas mengenai visi dan misi dari setiap paslon. Fadli – Dessy sebagai kandidat pertama berfokus pada pembentukan mahasiswa yang aktif, kreatif, dan produktif baik dari sisi agama maupun teknologi. Sementara itu kadidat kedua Anjasmara – Waliyah lebih menitik beratkan program-programnya untuk menjadikan BEM Antar Bangsa sebagai wadah aspirasi bagi mahasiswa dalam membentuk karakter mulia dan berintegritas tinggi. Sesi kedua, masing-masing kandidat diberi sebuah permasalahan yang terjadi di internal kampus, dan sesi terakhir menitikberatkan pada problematika yang terjadi di Indonesia.
Acara berlangsung sangat menarik, banyak dosen dan mahasiswa yang aktif bertanya dengan kritis dalam membahas setiap permasalahan di setiap sesinya. Diharapkan dari kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk para calon kandidat dalam meyakinkan mahasiswa untuk dapat memilih mereka.