Dalam rangka milad ke-15 tahun, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Antar Bangsa gelar Seminar Nasional dengan mengangkat tema “Optimalisasi Teknologi dalam Manajemen Pendidikan Pasca Pandemi” ini diselenggarakan secara hybrid di Aula Lt.3 Gedung STMIK Antar Bangsa dan disiarkan melalui platform Zoom pada Rabu (27/7).
Kegiatan yang digelar secara hybrid itu dilaksanakan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Sesuai dengan temanya, program ini dirancang untuk mengoptimalkan teknologi pembelajaran melalui manajemen pendidikan setelah pandemi. Sehingga tujuan pembelajaran dapat merata setelah pandemi melanda Indonesia selama dua tahun.
Pada kesempatan ini turut menghadirkan narasumber yakni; Ketua Umum Asosiasi Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer (Aptikom) Pusat, Prof. Ir. Zainal Arifin Hasibuan, MLS., Ph.D., Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Wilayah Banten, Dr. Po. Abas Sunarya, MLS., Ph.D., Pimpinan Daarul Qur’an Direktorat Pendidikan, KH. Ahmad Jamil, S.E., M.A., dan Ketua STMIK Antar Bangsa, Dr. Tarmizi, S.E., M.Ag.
Acara yang digelar hingga siang hari ini dimoderatori oleh Ketua Program Studi (Prodi) Teknik Informatika, Bapak Muchlis, M.Kom., dengan pembahasan yang beragam. Dalam pemaparannya, Dr. Tarmizi menyampaikan bahwa perjalanan 15 tahun STMIK Antar Bangsa menjadi perjalanan yang bercermin pada lembaga pendidikan dengan teori dan prinsip manajemen.
“Bicara tentang lima belas tahun STMIK Antar Bangsa bercermin pada perkembangan lembaga pendidikan di Indonesia. Kalau bicara manajemen saja bahwa kita mengenal teori manajemen dan prinsip sistem manajemen,” ungkapnya.
Lebih lanjut, beliau menjelaskan mengenai fungsi-fungsi manajemen yang perlu dikedepankan oleh setiap lembaga pendidikan.
“Bicara manajemen pendidikan maka kita tidak lepas dari fungsi yang akan kita pakai. Untuk lembaga pendidikan harus pakai teori yang memang mengedepankan fungsi-fungsi manajemen yang ada di lembaga pendidikan, misalnya; planning, organizing, staffting, directing, coordinating, reporting, dan budgeting,” lanjut beliau.
Pada kesempatan yang sama, Kyai Jamil berpesan agar setiap lembaga pendidikan melakukan berbagai perubahan-perubahan terkini agar dapat terus beradaptasi dengan perkembangan zaman.
“Nampaknya sekarang kita harus upgrade dan update, dua hal ini memang suatu hal yang berbeda tapi bisa digandengkan untuk saat ini,” ujar Kyai Jamil.
Agar dapat memahami perubahan pembelajaran pasca pandemi, Dr. Po. Abas Sunarya menjelaskan bagaimana kegiatan pembelajaran dapat diterapkan dengan metode hybrid agar bidang-bidang studi pendidikan bisa memaksimalkan segala pembelejaran dengan praktik secara intensif.
“Tentu saja selain memang kita sudah sangat terbiasa dengan melakukan virtual. Sekalipun sebetulnya ada bidang-bidang pendidikan yang tidak mungkin bisa dilakukan secara menerus harus seperti itu, tentu kualitas pendidikannya akan menurun. Saya kira sebagusnya kita melakukan hybrid,” kata Abas saat menyampaikan materinya.
Tidak hanya itu, ia menerangkan juga bagaimana konsep pendidikan masa depan akan dipadukan dengan teknologi sebagai media pendukungnya.
“Jadi kedepan pembelajaran itu modelnya ada tiga; tatap muka, kemudian berbasis pjj, dan berbasis artificial intelligence. Dan ini yang akan mengubah konsep pendidikan masa depan,” lanjutnya.
Sementara itu dalam pemaparannya, Prof. Zainal Arifin Hasibuan menuturkan bahwa pendidikan masa depan akan mengalami banyak perubahan yang memperpadukan antara ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Tentunya kita lihat bahwa perubahan-perubahan kemajuan-kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ini suatu keniscayaan sehingga nantinya yang kita pelajari itu adalah yang masa depan, bukan masa hari ini bahkan juga apalagi yang hari kemarin,” katanya.
STMIK Antar Bangsa sebagai perguruan tinggi sangat mendukung kemajuan pendidikan di Indonesia. Dengan majunya pendidikan, bangsa Indonesia mampu bersaing di kancah international.