Meneladani Keteguhan Keluarga Nabi Ibrahim AS

Hari raya itu tiba, hari dimana jutaan umat muslim kembali teringat dengan ribuan kenangan tentang Makkah, Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, wukuf di Arafah, pakaian ihram, dan rangkaian ibadah haji lainnya kembali menyergap jiwa yang bergetar. Memesona siapa saja yang terpanggil ketika kalimat takbir, tahlil, dan tahmid berkumandang. Atau kalimat talbiyah yang terus terucap dari jamaah haji, tiada henti, hingga membekas di sanubari hati. Panggilan suci itu menggaung sepanjang bulan Dzulhijjah.

Manusia beriman memaknai rangkaian ibadah haji tidak hanya sekadar ritual, tetapi panggilan jiwa yang hanya bisa dirasakan oleh orang-orang terpilih. Sebagaimana Nabi Ibrahim beberapa abad silam yang diperintahkan oleh Allah Swt. menuju tempat yang tandus, kering kerontang. Jangankan manusia, tanaman dan hewan pun enggan singgah di sana. Bila kita melihat nyatanya hari ini, jutaan orang berkumpul di sana untuk dapat berziarah. Napak tilas manusia pilihan, bapak para nabi, yang setiap sholatnya orang beriman terlantun sholawat kepadanya.

Ketika nabi Ibrahim diperintah oleh Allah untuk mendatangi tempat tandus itu, ia tak pernah bertanya untuk apa datang ke tempat padang tandus kering tanpa tanaman dan hewan  yang menghuni. Namun, padang tandus menjadi tempat yang paling berkah di muka bumi ini, menyimpan segala kebaikan. Do’a dikabulkan, dosa digugurkan. Jutaan manusia memohon ampunan dan memanjatkan do’a di tempat yang disucikan ini.

Sebab itulah Abrahah beserta bala tentaranya bernafsu meruntuhkan Baitullah. Obsesinya kandas ketika sekawanan burung Ababil menghujani bala tentara Abrahah oleh batu. Hingga kini, upaya untuk melenyapkan Baitullah tak pernah berhasil. Allah Swt. menjaganya sepanjang waktu; pagi, siang, malam, dan selamanya.

Seperti halnya cerita Safa-Marwa dan sumur Zamzam yang airnya tiada terputus. Keteguhan seorang ibu yang kasih sayangnya melampaui jarak Safa-Marwa dan kesabarannya melebihi air Zamzam yang mengalir sepanjang zaman. Keteguhan serta kesabarannya diabadikan sebagai bagian integral ibadah haji. Safa-Marwa soal keyakinan dikabulkannya do’a, saksi mata betapa Allah tidak akan meninggalkan hambanya seorang diri.

Semoga momen Idul Adha ini dapat membangkitkan spirit kita untuk terus bersabar dan berbagi. Seperti halnya cerita nabi Ibrahim dan keluarga, yang kesabaran dan keteguhannya tiada terkira.

Artikel Lainya

Artikel By

Artikel Terkait