Usai melaksanakan Ujian Akhir Semester (UAS) secara daring pada 26-31 Juli, kini Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Antar Bangsa menerapkan sidang skripsi secara daring pada Kamis, (19/8).
Penerapan sidang skripsi online pada tahun ini adalah sebagai salah satu upaya dalam mencegah penyebaran virus covid-19. Sidang yang dihadiri oleh 8 penguji ini mengikutsertakan sebanyak 21 mahasiswa dengan tetap mengutamakan tata tertib dan peraturan yang harus dipatuhi oleh setiap peserta sidang.
Pada penerapannya, setiap peserta akan mendapatkan link zoom meeting dari panitia, dan akan dimasukan ke room–nya masing-masing sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Terdapat 4 room, dan setiap room–nya ada dua penguji dan satu peserta.
Sebagian besar penguji pada sidang ini adalah Dosen STMIK Antar Bangsa, seperti ibu Kusuma Hati, M.M, M.Kom. Ibu Firdha Aprilyani, M.Kom. Bapak Lukman Nulhakim, M.Kom. Bapak Aristejo, M.Kom. Ibu Fatmasari, M.Kom. Bapak Subhiyanto, M.Kom. Bapak Dian Kasoni, M.Kom. Bapak Muchlis, M.Kom. Dan ibu Esthi Adityarini, M.Kom.
Muhammad Thariq Al-Islami dari program studi Teknik Informatika merupakan salah satu mahasiswa yang telah mengikuti sidang skripsi secara daring. Mahasiswa yang membuat paper berjudul “Rancang Bangun Prototype Gate Automatic Menggunakan Sensor Suhu Tubuh Untuk Persiapan Sekolah Offline Di Masa Pandemi COVID-19” ini menceritakan kesannya selama mengikuti sidang online tersebut. Menurut Thariq, sidang skripsi secara online ini sama halnya dengan sidang secara luring. Namun yang menjadi permasalahannya adalah koneksi jaringan yang terkadang mengalami gangguan.
“Alhamdulillah semuanya berjalan dengan lancar walaupun ada sedikit kendala pada perangkat dan koneksi jaringan karena sidangnya online, dengan sidang online ini sebenarnya sama deg-degannya dengan sidang offline hanya berbeda soal jarak saja, selebihnya fine,” ungkap Thariq.
Selain Thariq, ada juga mahasiswi dari program studi Sistem Informasi, Ai Dina Dianati Safari. Mahasiswi kelahiran Tasikmalaya itu mengungkapkan rasa harunya ketika telah menyelesaikan sidang. Lebih lanjut, Dina menjelaskan bahwa ia mengalami kesulitan ketika sesi tanya jawab dengan penguji.
“Rasanya campur aduk, ada senangnya ada sedihnya, sampai sempat meneteskan air mata tadi pas di akhir. Kesulitannya dalam menjawab pertanyaan, jadi mendadak gugup, tapi alhamdulillah bisa dijawab,” ujar ia.
Meski diadakan secara daring, namun proses penilaian tetap memperhatikan prosedur dan ketentuan sesuai dengan kepahaman dan kemampuan dari masing-masing mahasiswa. Hasil nilai yang diperoleh setiap mahasiswa akan diumumkan pada acara Yudisium yang akan berlangsung secara daring.