KULIAH UMUM BERSAMA PROF. AHMAD MANSYUR SURYANEGARA

Bapak Proklamator Indonesia, Bung Karno pernah mengatakan dalam pidatonya, “Jangan sekali-kali melupakan sejarah.” Kalimat itu seperti sebuah pengingat yang tak bosannya selalu terngiang di telinga masyarakat Indonesia.

Paparan tentang sejarah sangat penting bagi semua elemen masyarakat Indonesia, terkhusus bagi para santri, mahasiswa, dan civitas akademika yang menjadi sentral dalam menjaga sejarah. Baik itu sejarah Indonesia maupun sejarah Islam. Apalagi, peran islam, ulama, santri, dan pesantren sangat membekas dalam terwujudnya kemerdekaan Indonesia.

Bertepatan dengan perayaan tahun baru islam 1442 H, Prof. Ahmad Mansyur Suryanegara, seorang cendikiawan muslim dan pakar sejarah, sekaligus penulis buku sensasional “Api Sejarah 1 dan 2” hadir di Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an Tangerang pada [29/08/2020]. Acara yang bertempat di Masjid An-Nabawi Daarul Qur’an ini dihadiri oleh mahasiswa dan civitas STMIK Antar Bangsa dalam acara kuliah umum bersama Prof. Ahmad Mansyur Suryanegara, dengan mengangkat tema: “Khidmat Santri untuk Negeri, dulu, kini, dan nanti.”

Acara ini dihadiri oleh Ustadz Yusuf Mansur selaku pendiri Yayasan Daarul Qur’an. Disebelah kiri paling ujung, hadir juga Ustadz Anwar Sani selaku Rektor Institut Daarul Qur’an. Kedua dari sebelah kiri, hadir juga Ustadz Tarmidzi As-Shidiq selaku Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Antar Bangsa. Dan di bangku paling tengah, hadir Ustadz Ahmad Jameel selaku pengurus Yayasan Daarul Qur’an.

Acara ini dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh salah satu santri Daarul Qur’an, dan dilanjutkan dengan sambutan dari Ustadz Yusuf Mansur. Dalam sambutannya, beliau menuturkan bahwa Prof. Ahmad Mansyur Suryanegara adalah salah satu sumber mata air ilmu.

“Prof. Ahmad Mansyur Suryanegara ini adalah salah satu sumber mata air ilmu, sumur mata air ilmu yang begitu dalam dan selalu mengalir deras memberikan manfaat,” ungkap pendiri Yayasan Daarul Qur’an itu.

Acara yang dihadiri lebih dari 150 Sumber Daya Insani (SDI) Daarul Qur’an ini sangat antusias ketika Prof. Ahmad Mansyur Suryanegara memaparkan bagaimana semangat yang seharusnya terbangun di setiap diri masyarakat pesantren dalam menyikapi kemerdekaan. Yang menarik adalah, menurut beliau, Indonesia sejatinya terlahir dengan filosofi islam. Hal itu tak terlepas dengan perannya para alim ulama, yang bahkan namanya tak pernah tertulis di dalam buku sejarah konvensional.

Dalam pemaparannya, beliau menjelaskan bahwa bendera merah putih berasal dari Rasulullah Saw. Dan yang paling mencengangkan adalah paparannya tentang lambang Pancasila. Menurutnya, perisai yang berada di dada burung garuda tersebut adalah cerminan Ka’bah lengkap dengan tempat Hajar Aswad bersemayam.

Di usianya yang hampir memasuki dekade ke 9 tak menghalangi semangat juangnya untuk mengungkapkan fakta sejarah yang mungkin belum banyak masyarakat ketahui. Beliau benar-benar membuka cakrawala baru tentang peran para ulama dalam ikut serta memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Di akhir pembicaraanya, beliau menambahkan bahwa negara Indonesia masih bisa bertahan karena ada ulama di dalamnya.

“Allah itu berpihak pada kita. Ratusan tahun Indonesia dijajah tapi tidak hancur, karena apa? Karena ada ulama. Ulama yang tak pernah lepas dari Al-Qur’an,” jelas Prof. Ahmad Mansyur Suryanegara.

Artikel Lainya

Artikel By

Artikel Terkait